Tes Asesmen Daring Terkait Keberagaman- Mengidentifikasi karakteristik penting dari kepemimpinan inklusif
Asesmen keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) adalah alat untuk mengukur kompetensi utama yang dimiliki pemimpin dalam menjunjung nilai-nilai keberagaman, kesetaraan, dan inklusi di tempat kerja. Meskipun tes DEI berfungsi sebagai tolok ukur yang holistik, asesmen ini berfokus pada penilaian potensi seseorang untuk menjadi pemimpin yang inklusif.
Tersedia berdasarkan permintaan
Psychometric, Aptitude
Semua tingkat
Sedang
40 Menit
175 Pertanyaan
Indonesian, English India, Spanish, Portuguese (Brasil), English Global
Materi dalam Asesmen Kepemimpinan Keberagaman dan Inklusi
Kepemimpinan inklusif merupakan salah satu unsur penting untuk menjadi pemimpin yang sukses, terutama setelah pandemi. Alat penilaian inklusi ini akan menilai berbagai subkompetensi pemimpin yang inklusif dan menyoroti aspek-aspek yang perlu dikembangkan oleh pemimpin dan manajer. Penilaian ini merinci empat area atau dimensi kemampuan pemimpin inklusif dan mengkaji area-area penting tersebut secara mendalam untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kekuatan kepemimpinan serta area yang perlu dikembangkan.
Dimensi kepemimpinan inklusif |
Definisi |
Kompetensi |
Hidup dalam Keberagaman |
Memiliki rasa ingin tahu tentang perbedaan yang ada dalam dirinya; menunjukkan empati, keterbukaan, dan fleksibilitas; menyadari bias, stereotip, dan prasangka, baik yang dimiliki pribadi maupun orang lain, untuk dapat menghadapinya. Tidak takut untuk menunjukkan kerentanannya dan bertindak dengan rendah hati. |
|
Memelihara inklusivitas |
Aktif mendengarkan untuk memahami dan menyatukan keunikan; menciptakan lingkungan yang aman secara psikologis sehingga mendorong keberanian untuk menyampaikan pendapat; terbuka terhadap pertukaran perspektif, pengalaman, dan pendekatan; memastikan partisipasi serta kolaborasi aktif dari setiap individu. |
|
Mendorong keunikan |
Menghormati perbedaan, menyadari keunikan setiap individu, mendorong dan mendukung potensi serta perkembangan setiap orang sehingga dapat memaksimalkan kontribusinya terhadap tujuan bersama. |
|
Menjunjung kesetaraan |
Mampu mengatasi konflik apa pun yang timbul akibat keberagaman, mengambil risiko untuk mengubah status quo, serta dengan berani mengambil keputusan yang adil dan partisipatif. |
|
Pendekatan ideal dalam penerapan asesmen kepemimpinan inklusif sebagai berikut:
Tingkat Individu: Bertujuan untuk memahami keterbukaan terhadap keberagaman di tingkat pribadi |
Mercer | Mettl Personality Map (MPM) dibandingkan dengan model kepemimpinan inklusif + tes kemampuan verbal |
Tingkat Individu dan Kelompok: Bertujuan untuk memahami keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) baik di tingkat individu maupun kelompok |
Mercer | Mettl Personality Map (MPM) dibandingkan dengan model kepemimpinan inklusif + tes kemampuan verbal + umpan balik multipenilai |
Tingkat Organisasi:Bertujuan untuk memahami DEI di tingkat organiasasi |
Survei di seluruh organisasi untuk mendapatkan wawasan penting mengenai perspektif organisasi terkait DEI |
Asesmen kepemimpinan inklusif ini terdiri atas 175 pertanyaan dan membutuhkan waktu sekitar 35 hingga 40 menit untuk menyelesaikannya.
Ikhtisar
Di tengah dunia yang terus berubah, kemampuan untuk cepat beradaptasi terhadap perubahan menjadi hal yang penting. Perubahan dalam faktor sosiokultural dan dinamika kerja memicu tuntutan baru yang belum pernah ada sebelumnya, seperti kebutuhan untuk menciptakan organisasi yang lebih beragam, inklusif, dan setara.
Banyak generasi milenial kini sangat mempertimbangkan komitmen nyata perusahaan terhadap keberagaman sebelum menerima penawaran kerja. Hal serupa terjadi pada banyak karyawan yang memutuskan untuk berpindah tempat kerja karena budaya organisasi yang tidak inklusif. Selain itu, sangat wajar jika karyawan kini lebih mengutamakan kepastian dan fleksibilitas dalam pengaturan kerja setelah pandemi. Oleh sebab itu, banyak perusahaan yang cepat beralih ke konsep Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) serta pendekatan bisnis multipemangku kepentingan.
Perubahan besar ini menegaskan dua fakta penting:
- Kompleksitas saat ini melibatkan inklusi lintas fungsi dan interseksionalitas.
- Orang-orang saat ini lebih menghargai dan sensitif terhadap keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) serta inisiatif tanggung jawab sosial.
Berbagai faktor berkontribusi pada terbentuknya keberagaman dan inklusi. Oleh karena itu, organisasi harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, baik dalam menyusun strategi perekrutan yang sangat beragam maupun dalam mengatasi masalah dan bias melalui pelatihan dan pengembangan karyawan.
Namun, kepemimpinan inklusif menjadi faktor paling penting dalam mendorong keberagaman sekaligus memastikan perkembangan organisasi yang berkelanjutan. Tantangannya, kepemimpinan inklusif masih jarang ditemukan dan sangat dicari. Akan tetapi, kabar baiknya adalah kepemimpinan inklusif dapat diukur melalui data yang diperoleh dari asesmen DEI.
Pentingnya mengukur keberagaman, kesetaraan, dan inklusi di tempat kerja
Kadang kala, organisasi dihadapkan pada tantangan untuk maju ke arah yang benar sambil mengatasi faktor keberagaman, kesetaraan, dan inklusi. Beberapa tantangan utama yang mungkin dihadapi oleh pemimpin organisasi adalah:
- Memahami hasil dari berbagai kegiatan DEI yang dilakukan di masa lalu
- Mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan DEI tertanam dalam budaya organisasi dan fungsi manajemen bakat
Mercer | Asesmen Inklusi Mettl memberikan wawasan mendalam mengenai beberapa kompetensi penting yang harus dimiliki oleh pemimpin yang inklusif dan terampil, serta berfokus pada area pengembangan (AOD) yang mendukung keberagaman, kesetaraan, dan inklusi dalam organisasi. Alat asesmen kepemimpinan keberagaman dan inklusi ini akan membantu Anda:
- Menilai kekuatan kepemimpinan dasar dan aspek mana yang harus ditingkatkan oleh seorang individu
- Memahami faktor mana yang membutuhkan perbaikan, dapat digunakan untuk peningkatan, serta mana yang perlu dipertahankan
Customize This Test
Flexible customization options to suit your needs
Choose easy, medium or hard questions from our skill libraries to assess candidates of different experience levels.
Add multiple skills in a single test to create an effective assessment. Assess multiple skills together.
Add, edit or bulk upload your own coding questions, MCQ, whiteboarding questions & more.
Get a tailored assessment created with the help of our subject matter experts to ensure effective screening.
The Mercer | Mettl Advantage
- Industry Leading 24/7 Support
- State of the art examination platform
- Inbuilt Cutting Edge AI-Driven Proctoring
- Simulators designed by developers
- Tests Tailored to Your business needs
- Support for 20+ Languages in 80+ Countries Globally
Frequently Asked Questions (FAQs)
1. Bagaimana cara untuk menilai keragaman di tempat kerja?
Beberapa pengukuran kuantitatif terhadap keberagaman dan inklusi dapat membantu melacak kemajuan organisasi Anda. Berikut ini beberapa metrik keberagaman yang dapat Anda gunakan untuk menilai organisasi Anda:
- Jumlah Rekrutmen
- i) Keragaman kumpulan kandidat
- ii) Keragaman panel wawancara
- Keterwakilan di Semua Tingkatan dalam Organisasi
- Retensi Talenta
- Kesetaraan Gaji
- Kepuasan dan Keterlibatan Kerja
- Inisiatif Kelompok Sumber Daya Karyawan (Employee Resource Group, ERG)
- Keputusan Perekrutan dan Kenaikan Jabatan
2. Bagaimana cara menilai kesetaraan dan keberagaman?
Tidak ada metrik tetap dan pasti untuk menilai keberagaman dan inklusi. Setiap organisasi harus memiliki pendekatan yang optimal dan memprioritaskan metrik yang ingin dipilih untuk pengukuran. Saat memilih metrik DEI, pertimbangkan terlebih dahulu tujuan organisasi Anda. Apakah analisis Anda berfokus pada memahami kompetensi kepemimpinan inklusif? Apakah Anda mencari cara agar setiap karyawan merasa lebih dilibatkan dan puas dengan perannya? Meskipun daftar tujuan semakin panjang, tetaplah fokus pada tujuan yang paling penting. Anda juga harus mempertimbangkan bagaimana jenis dimensi keberagaman, kesetaraan, dan inklusi yang ingin Anda ukur dapat menghasilkan metrik yang krusial dalam mendorong kemajuan organisasi Anda.
3. Bagaimana cara melakukan asesmen DEI?
Asesmen DEI harus terdiri dari survei atau interaksi dengan karyawan yang menyajikan umpan balik yang membangun dan dapat ditindaklanjuti; evaluasi menyeluruh mengenai komitmen perusahaan terhadap tempat kerja yang beragam, setara, dan inklusif; serta penilaian terhadap komitmen dan akuntabilitas kepemimpinan untuk melihat bagaimana pemimpin/manajer bekerja dari perspektif karyawan.
4. Bagaimana cara mengevaluasi kinerja DEI?
Dengan mengumpulkan data DEI organisasi yang didapat dari berbagai sumber dan memberikan wawasan berbasis data melalui teknik visualisasi data, solusi analisis sumber daya manusia dapat membawa isu-isu mendasar ke permukaan, mendorong transparansi, memicu perubahan, dan lebih meningkatkan kinerja DEI.
5. Apa itu metrik DEI?
Metrik DEI menunjukkan kondisi inisiatif DEI di sebuah organisasi. Metrik ini melacak kemajuan dan melakukan asesmen terhadap hasil yang terkait dengan DEI. Selain itu, metrik ini membantu Anda untuk menetapkan tujuan dan membangun akuntabilitas.
6. Bagaimana cara menilai kepemimpinan inklusif?
Dengan bantuan alat asesmen kepemimpinan keberagaman dan inklusi yang telah dikembangkan oleh para ahli, ciri khas kepemimpinan inklusif dapat dengan mudah diidentifikasi. Selain itu, asesmen keberagaman mencakup asesmen kepribadian mendalam yang dibandingkan dengan dimensi-dimensi yang disebutkan dalam model DEI untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai kepribadian pemimpin.